Kamis, 23 Juni 2016

Himbauan Menjelang 1 syawal


Sekedar menghimbau:
Jangan biarkan lebaran kali ini dan seterusnya menjadi momok menakutkan bagi sebagian kalangan. Seringkali, saya juga pernah, kita berbasa-basi saat mengobrol dengan sanak saudara ataupun teman yang sudah lama tidak berjumpa.Sampai disini mungkin dapat dipahami kemana arah tulisan ini.
Ya, tepat. Ada beberapa pertanyaan yang, sebenarnya hanya sekedar basa-basi belaka, tapi memiliki arti mendalam untuk narasumber. Pertanyaan seperti:
1. Sudah nikah? Kapan?
2. Sudah lulus?
3.Kerja di mana?

Mengertilah, kalimat itu tidak sesimple yang terlontar oleh mulut interviewer (penanya). Ada kalanya kita harus mafhum akan keadaan yang berbeda-beda setiap orang. Sehingga, baiknya, tahan pertanyaan tersebut di khalayak ramai. Bicaralah 4 mata jika ingin menanyakan hal-hal tadi, atau bisa pula kita alihkan pertanyaan-pertanyaan basa basi di atas dengan pertanyaan yang lebih mudah dijawab. Toh, memang kita hanya berbasa basi kan? Ajukan pertanyaan mudah seperti
"Eh bro, apa kabar?"
"Baik, alhamdulilah,lusekarangudah lu...(lus?) eh maksud gw, 1+1 berapa ya?"
"2 broo"
"Iya bener banget bro.. sampai jumpa ya bro.."
Itu contoh simpel mengalihkan pertanyaan sulit jawab menjadi pertanyaan mudah yang dapat mencairkan suasana.
Sekian himbauan ini. Semoga ada manfaatnya.
Terima kasih

Rabu, 13 April 2016

Bangun

Hari itu kakak perempuanku datang mengunjungi kosanku di Bandung. Seperti biasa, aku senang karena sudah tentu kosanku akan banyak makanan. Sore, kakakku baru datang. Walau lelah, kami mengobrol hingga larut, bercerita tentang kuliahku.Sebelum tidur, aku mematikan lampu agar tidurku lebih lelap. Kami tidur berdampingan.
Cukup lama aku terlelap sampai saat aku merasa ada tubuh besar yang menindih duduk di atas badanku. Aku sadar sedang erep-erep, atau mungkin biasa disebut paralyzed. Aku memaksakan diriku untuk bangun dan duduk dari tidurku. Berulang kali aku mencoba untuk bangun sampai akhirnya aku benar-benar bangkit dari tidurku dan terduduk.
"Alhamdulilah!" Ucapku bersyukur karena sudah terbangun.
Setelah itu aku reflek ingin membangunkan kakakku karena masih merasa takut. Tetapi......
Saat aku menengok ke sebelah, aku tak hanya melihat kakaku yang sedang tertidur lelap. Ya, tepat di samping tubuh kakakku, tergeletak pula tubuhku yang sedang terlelap tidur juga!
"Astagfirullah!" Aku berteriak, tak cukup sampai di sana,sesosok perempuan berbaju putih dengan rambut terurai menutupi wajah yang samar-samar masih bisa kulihat seringai senyum dari wajahnya sedang berdiri,...ah tidak, lebih tepatnya melayang di atas kepalaku!!
Aku hanya bisa berusaha membangunkan tubuhku sendiri.
"Banguuun...banguuun.." ucapku sambil menangis dan menggoyang-goyangkan tubuhku sendiri. Tak hilang akal, aku juga mencoba menyalakan lampu kamar yang tidak juga menyala meski aku menekan tombolnya berkali-kali. Aku kembali mengguncang-guncangkan tubuhku sendiri agar segera terbangun dari keadaan ini. 
Kembali aku melihat seringai jahat sosok berbaju putih itu! Aku semakin keras mencoba mambangunkan diriku.
"Pergiii..!" Teriakku.
Aah! Tiba-tiba saja aku terbangun, segera aku menyalakan lampu kamarku dan membangunkan kakaku untuk menemaniku yang tidak mau segera tertidur kembali.......

Selasa, 29 Maret 2016

Pulang dulu!

Hari itu tepat seminggu kembalinya rombongan kami dari daerah dataran tinggi Dieng di Wonosobo. Seperti sebelumnya, rutinitas membuka warung Soerabi Ngalong dimulai kembali.
Hari itu jumat minggu kedua bulan April, menjaga warung. Tak berapa lama selepas magrib, salah seorang kawan, sebut saja Rais, datang sepulang bekerja. Tak ada salam sapa terucap. Aku dan seorang kawanpun tidak begitu perduli sebab sedang banyak pelanggan yang sedang kami layani.
Tak terasa waktu menunjukan hampir jam 11 malam dan pelangganpun sudah mulai sepi. Tiba-tiba Rais yang sedari tadi duduk di pojok warung berdiri dan menghampiriku yang duduk di teras warung kami seraya menyodorkan tangan dan berkata "Pulang dulu". Awalnya aku yang sedang browsing tidak terlalu memperhatikan dan hanya menanggapinya santai, " Ya, hati..." , belum sempat aku menuntaskan kata-kata tadi sambil bersalaman, tanganku bergetar hebat. Kaget dan bingung, aku menatap wajah Rais yang jelas terlihat merah semua. Ya, itu jelas bukan raut wajah normal Rais yang biasa kulihat. Tubuhnya berangsur lunglai akan terjatuh. Aku langsung menahan tubuhnya dan mendudukannya di bangku sebelah bangkuku. Tak berapa lama, dia langsung berkata,  "udah pulang, ya?".
"Ya"jawabku pendek.Rais berlalu menghambil HP di tas kecilnya seraya berkata " ada colokan kosong? HP gw mati dari pagi pas berangkat kerja."
What the hell is going on!
"Yang bener mas?", tanyaku heran.
"Iya" jawaban santai yang membuatku merinding.
Yah,pagi ini, sebelum kejadian ini terjadi  sekitar jam 9 pagi Rais menghubungiku via WhatsApp dan mengatakan bahwa sesuatu yang bertemu dengan kami di kawasan Candi di Dieng mengikutinya terus.....

Bersambung..