Rabu, 22 Oktober 2014

Tersesat Saat Cahaya Purnama di Pedalaman Gunung Kidul

Whatsupp yow fellas!
           Udah lama nih ane cerita tentang touring kesana-kesini, tapi ada sisi lain dari perjalanan yang tidak sempat ane ceritain secara gamblang. Yap, perjalanan yang kami lakukan tidak hanya ditempuh saat matahari dengan gagahnya ada di angkasa. Kamipun terkadang harus memacu kuda-kuda besi saat malam tiba. Perjalanan malam yang gak mungkin dilupakan sih, perjalanan saat touring ke Yogyakarta --- lalu ke Merapi. Full of horror!!!
       Perjalanan santai yang kami lakukan setelah lebaran 2012 tersebut membuat kami baru memasuki Yogyakarta saat matahari telah tenggelam dan adzan maghrib berkumandang dari Masjid dan Surau yang kami lewati. Tanggung dengan tujuan, daerah Gunung Kidul, yang tidak sampai memakan waktu 1 jam, kami melanjutkan perjalanan dan tidak berhenti untuk shalat maghrib. Disinilah ketidakberuntungan mulai mengawan dalam rombongan kami.
           Di sebuah perempatan menuju Gunung Kidul, mendadak bro Onta yang menjadi tuan rumah linglung arah rumah mbahnya yang akan kami jadikan tempat bermalam. Kamipun berhenti, tetapi karena RC mendadak berhenti, ane lewat sedikit dari para rombongan dan berhenti tepat depan sebuah matrial. Awalnya tidak ada hal yang ganjil, tetapi karena merasa tidak tahu arah dan memang buta arah ke daerah Kidul, ane dan bro Togar yang jadi boncenger di motor ane memutuskan untuk tidak ikut berkumpul di tempat rombongan berhenti, toh nanti juga tetap bersama-sama berangkatnya. Nah, pas bro Togar mengikat tali sepatunya yang copot (posisi membelakangi ane) dan ane melihat kebelakang ke arah rombongan yang tengah berkumpul, tiba-tiba ada suara "sssuutt, sssuuutt...." seperti bro Togar yang memanggil dan ane pun refleks bertanya  sambil berbalik arah melihat ke bro Togar "Kenapa, gar?" yang dibarengi dengan pertanyaan "Apaan col manggil?" dari bro Togar! Jeddeerrrr!!  Otomatis, kita adu tatapan "bukannya elu yang tadi satsut satsuut?" kata ane. "Lah, bukannya elu yg manggil gw" kata bro Togar tak kalah cepat. Wokke, sampai poin ini kami berdua terdiam. Beruntungnya kami karena rombongan mengisyaratkan berjalan kembali, kamipun melanjutkan perjalanan menuju daerah Bokong Semar, jalan berliku-liku dengan pemandangan indah dari lampu-lampu kota Yogya. Normalnya, tidak lebih dari setengah jam untuk mencapai tujuan kami, tapi entah kenapa, kami berputar-putar di sana. Kami sampai melewati sebuat bukit dengan pemandangan sebelah kiri sebuah candi yang tersisa hanya batu-bata saja yang sekarang saya ketahui kalau di malam hari terkadang terdengar suara ramai seperti pasar di kompleks tersebut. Diterangi bulan purnama dan begitu banyaknya wangi melati yang seringkali tercium oleh ane dan beberapa orang dalam rombongan.
          Setelah bertanya pada warga yang tengah ronda, kami melewati sebuah daerah yang seperti hutan dimana ada seorang wanita yang tengah menggendong anaknya! Padahal jam ditangan sudah menunjukan pukul 11 malam! Dan itu juga berarti kami telah tersesat selama kurang lebih 3 jam!! Lebih anehnya lagi, ketika sampai di tujuan, bahkan beberapa orang dari kami tidak melihat sosok perempuan tersebut dan beberapa dari kami malah melihat orang tersebut tetapi mengatakan bahwa tadi itu seorang lelaki, padahal sangat jelas kalau yang tadi ane lihat itu memakai baju carik dan bawahan batik berwarna cokelat.
             Terlalu lelah dalam perjalanan yang tidak normal setelah memasuki Yogya membuat kami tidak terlalu menghiraukan kejadian-kejadian tadi. Kamipun disambut makanan yang sangat nikmat lalu shalat sebelum akhirnya tertidur pulas karena esk hari kami akan melanjutkan perjalanan menuju Gunung Merapi dimana kedatangan kami nantinya akan disambut oleh penghuni dari alam lain...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar